Aku Bangga Dengan Abiku
>> 14 Agustus 2007
Sebuah ungkapan polos dan tulus dari dua orang anak laki-lakiku yang membuatku tersenyum bangga. Si sulung ingin seperti abi karena abi tidak pernah ingkar janji. Sedangkan si tengah ingin seperti abi karena abi pandai komputer. Sekaligus ungkapan mereka membawa ingatanku kembali pada masa-masa enam tahun silam.
Enam tahun yang lalu rumah tangga kami ada pada masa-masa sulit. Aku bekerja disebuah puskesmas di desa yang jauh dari jakarta, sedangkan suamiku masih menyelesaikan kuliah S2 nya disebuah universitas di Jakarta dan tentu saja kami belum memiliki sebuah usaha yang mencukupi kebutuhan hidup kami. Pendapatan yang diperoleh suamiku hanya cukup untuk ongkos kuliahnya setiap bulannya. Sedangkan gaji bulananku digunakan untuk ongkos serta kebutuhan rumah tangga. Selama kuliah suamiku tidak pernah membeli buku2 kuliah. Semua bahan yang diperlukan dalam kuliahnya diperoleh melalui perpustakaan kampusnya, sampai-sampai dia menjadi satu2nya mahasiswa yang paling dekat dengan karyawan perpustakaan saat itu. Karena setiap hari dia pasti selalu mampir ke perpustakaan kampusnya. Sampai pada suatu waktu ketika suamiku berulang tahun yang ketiga puluh. Satu hari menjelang hari ulang tahunnya, aku merenung mengingat kembali perjalanan rumah tangga kami yang aku rasakan perlu segera dilakukan perbaikan agar kami dapat hidup lebh baik lagi. Aku tak ingin suamiku terlalu asyik memikirkan kuliahnya sampai ia tidak ingat lagi bahwa ia juga punya anak yang berhak untuk mendapat pendidikan.
Aku ingat pembicraan kami di angkot dalam perjalanan menuju terminal rambutan ketika aku akan berangkat ke puskesmas dan suamiku akan kuliah. Saat itu suamiku mengatakan bahwa ia mendapat penawaran kuliah doktor di Australia, dengan singkat aku hanya mengatakan bahwa kalau bapaknya terus yang kuliah kapan anaknya sekolah? Mungkin saat itu yang keluar dari pikiranku hanya pikiran seorang ibu yang memikirkan nasib anaknya yang sudah masuk usia sekolah dan sudah memerlukan biaya. Aku tidak menyangka lontaran hatiku itu membuat ia menunda keinginannya dan sampai saat ini aplikasi penawaran itu masih ia simpan. Akhinya pada malam menjelang hari ulang tahun suamiku, aku membuat sebuah surat dan sebuah puisi sebagai tanda ungkapan cinta dari aku dan anak-anak. Inti dari surat itu adalah bahwa dalam usia yang ketiga puluh itu aku ingin suamiku sudah mempunyai kemantapan hati dan langkah kearah mana ia akan membawa aku dan anak-anak.
Kearah kesuksesan atau sebaliknya? Dan aku berharap ada sesuatu yang dapat dibanggakan oleh anak-anak tentang ayahnya. Karena saat itupun suamiku masih bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta milik temannya. Aku tidak menyangka bawa suratku itu hingga saat ini masi disimpan oleh suamiku.
Aku tidak menyangka bahwa sepucuk surat yang hanya ditulis diselembar kertas sobekan note book tak berwarna apalagi berparfum, layaknya surat yang dikirim seorang wanita untuk kekasihnya ternyata sangat berarti bagi suamiku.
Subhanallah, terkadang aku terharu bila mengingat hal itu. Apalagi saat ini Allah SWT banyak memberikan kami kemudahan dalam menjemput rizki, semoga kami senantiasa menjadi orang yang bersyukur, anak-anak bisa sekolah disekolah yang baik. Dan yang lebih membuatku terharu adalah harapan aku bahwa anak-anak bisa bangga terhadap ayahnya ternyata Allah SWT kabulkan. Terbukti dari ungkapan-ungkapan polos mereka yang ingin seperti ayahnya,’”aku ingin menjadi penulis buku seperti abi, aku ingin menjadi pengusaha seperti abi, aku tidak pernah ingkar janji seperti abi, aku ingin pintar komputer seperti abi dan banyak lagi ungkapan polos anak-anakku….
Hanya anak perempuanku yang bungsu yang ingin menjadi dokter seperti umi….
Ya Allah, jika seluruh air laut dimuka bumi ini kujadikan tinta, dan seluruh dedaunan kujadikan kertas, serta seluruh rantingnya kujadikan pena, tidaklah akan cukup untuk menuliskan seluruh nikmatMu pada kami….Jadikalah kami orang-orang yang selalu bersyukur dan orang-orang yang selalu bersabar…..
HAPPY BIRTHDAY MY HUSBAND,
HAPPY BIRTHDAY OUR DADDY,
WE ALWAYS LOVE YOU,
WHENEVER, WHATEVER, FOREVER WISH YOU SUCCES IN THE WORLD AND GET THE HOLY HEAVEN BAROKALLAH……………….
JAKARTA 27 AGUSTUS 2007